Walikota Lhokseumawe Diminta Buka Hotline Sarana Penyampaian Aspirasi dan Keluhan Warga
![]() |
Ilustrasi hotline |
Khairul Fata, salah seorang warga Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, menyampaikan bahwa saat memilih Sayuti Abubakar dalam kontestasi Pilkada lalu
ia menaruh harapan besar untuk perubahan Kota Lhokseumawe yang lebih baik dan
dapat terbukanya jalur komunikasi yang baik antara masyarakat dan pemimpin.
“Tentu dengan pengalaman beliau di level nasional dan telah
lama menetap dan berkunjung ke kota-kota yang lebih maju di Indonesia dan luar
negeri kita menaruh harapan besar akan perbaikan kondisi Lhokseumawe tercinta
ke depan, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah membuka jalur komunikasi
langsung dengan masyarakat melalui adanya fasilitas hotline yang memungkinkan masyarakat
bisa langsung menyampaikan aspirasi dan keluhan terkait fasilitas umum dan hal
lainnya”, ujar Khairul.
Ia menambahkan, hotline yang memudahkan warga untuk
menyampaikan aspirasi saat ini salah satunya via kontak WhatsApp yang nanti bisa dikelola oleh admin yang ditunjuk oleh walikota sendiri. Terkait dengan aspirasi dan keluhan warga yang disampaian
dapat langsung diarahkan untuk ditindaklanjuti oleh Satuan Kerja Perangkat
Kabupaten/Kota (SKPK) atau petugas terkait.
Alfian, salah seorang warga Kecamatan Banda Sakti
manyampiakan hal yang sama, menurutnya jika walikota hanya menerima laporan
dari bawahan saja pasti tidak akan sampai hal-hal yang menjadi aspirasi dan
keluhan warga.
“Kalau pak wali hanya menunggu laporan dari bawahan jangan
mimpi aspirasi masyarakat bisa tersalurkan dengan baik, apalagi kita tahu kalau
para pejabat di SKPK banyak yang lebih memilih bersikap ABS atau Asal Bos
Senang”, tambah Alfian.
Alfian juga menyadari kalau setiap aspirasi dan keluhan
warga tidak akan bisa serta merta ditindak lanjuti seperti membalikkan telapak
tangan, tentu perlu waktu dan proses dan masyarakat pun mengerti hal tersebut,
tapi yang terpenting adalah tersedianya wadah bagi masyarakat untuk
menyampaikan langsung kepada pemimpinan.
Ia mengatakan penyediaan hotline aduan sebenarnya bukan hal
baru karena sudah lebih dulu dilakukan oleh pemimpin-pemimpin visioner di
daerah lain di Indonesia, seperti di Walikota Bandung dan Bupati Sleman
Yogjakarta. Bahkan di level negara wakil presiden sendiri juga membuka hotline
pengaduan yaitu Lapor Mas Wapres.
“Kalau sarana komunikasi tidak tersedia maka selama ini
banyak pengalaman kita lihat harus viral di media sosial dulu baru ditanggapi,
kan kesannya sudah tidak baik”, pungkas Alfian. (DA)
0 Komentar