Gas 3 Kilogram Subsidi Langka di Aceh Utara
Lhoksukon | Acehceorner.com – Warga Kabupaten Aceh Utara kembali mengalami kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kilogram, yang dikenal sebagai gas melon subsidi untuk warga miskin, dalam dua pekan terakhir.
Kelangkaan ini menyebabkan harga di tingkat pengecer
melambung hingga Rp35.000 per tabung, jauh di atas harga normal sebesar
Rp18.000.
Sejumlah warga, terutama dari kalangan menengah ke bawah,
mengeluhkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan energi rumah tangga.
Salah seorang, Rosmawati (40), menyatakan bahwa ia terpaksa
mengantre berjam-jam di beberapa pangkalan gas tanpa kepastian bisa mendapatkan
tabung gas melon.
"Saya sudah ke beberapa pangkalan, tapi semuanya
kosong. Kalaupun ada, saya harus antre lama dan sering kehabisan," kata
Rosmawati, Kamis (17/10).
Kelangkaan ini juga berdampak pada para pelaku usaha kecil,
seperti Ramlah (50), seorang penjual gorengan. Ia mengaku kenaikan harga gas
telah mengurangi keuntungannya.
"Harga gas mahal sekali, keuntungan saya jadi
berkurang. Kalau begini terus, saya takut tidak bisa jualan lagi,"
ungkapnya.
Menanggapi keluhan warga, Kepala Bidang Perdagangan Dinas
Perdagangan Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop
UKM) Kabupaten Aceh Utara, Irwandi, berjanji akan melakukan inspeksi mendadak
(sidak) untuk mengatasi masalah ini.
"Dalam waktu dekat kita akan turun langsung ke
lapangan. Jika nanti kedapatan agen atau pangkalan nakal dipastikan akan
langsung diberikan saksi berupa pencabutan izin usaha," ujarnya.
Ia memastikan pasokan kuota gas elpiji sebenarnya cukup
untuk kebutuhan masyarakat dan bahkan distribusi berjalan lancar dengan mobil
pengangkut yang rutin membongkar gas di setiap pangkalan.
"Jadi kami terus melakukan pemantauan dan pengawasan
terkait pasokan gas elpiji, dan kelangkaan ini bukan disebabkan oleh masalah
distribusi dari pihak distributor,"ujarnya.
Ia mengatakan kuota gas untuk Aceh Utara sudah diatur
berdasarkan SK Gubernur dan seharusnya cukup. "Setiap bulan, distribusi
berjalan normal. Jadi, kelangkaan ini lebih disebabkan oleh distribusi di
tingkat pangkalan," pungkasnya. (DA)
0 Komentar